Liputan6.com, Jakarta Sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran yang mulai berlaku pada November, berpotensi mendorong harga minyak mentah dunia ke posisi USD 100 per barel. Melansir laman CNBC, Rabu (12/9/2018), kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS diperdagangkan pada posisi USD 68 per barel pada Selasa, sementara minyak mentah Brent berjangka berada di posisi hampir USD 78 per barel. "Jika tidak ada sanksi, saya pikir harga (minyak) akan mencapai USD 70 atau bahkan sedikit lebih rendah. Tapi sekarang ancaman sanksi nyata dan kurang dari dua bulan, yang akan mengubah pasar dan mendorong harga jauh lebih tinggi," kata Pendiri dan Kepala Konsultan FACTS Global Energy Fereidun Fesharaki di Forum Investor CLSA di Hong Kong. Menurut dia, lonjakan harga minyak ini akan membuat pemerintahan Presiden Donald Trump disalahkan banyak pihak. "Tidak banyak yang bisa dilakukan jika sanksi jadi berlaku," jelas dia. Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari perjanjian internasional terkait program nuklir Iran menghasilkan keluarnya sanksi yang dikenakan kembali pada sektor keuangan, otomotif, penerbangan dan logam di Iran. Departemen Luar Negeri AS memberi tenggat waktu 4 November, bagi negara pembeli minyak Iran untuk benar-benar menghentikan pembelian minyak untuk menghindari sanksi Amerika. Fesharaki mengingatkan jika Iran saat ini adalah salah satu eksportir minyak terbesar di dunia. Pemotongan pasokan dari Iran akan mendorong harga minyak bisa mencapai di atas USD 100 per barel karena produsen besar lainnya tidak dapat dengan mudah mengisi kekosongan pasokan dari negara ini. Adapun Trump mengatakan melalui cuitan di Twitter pada Juli, jika harga minyak terlalu tinggi dan mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk menurunkan harga. "Tetapi OPEC dan Rusia tidak memiliki kapasitas cadangan untuk meningkatkan pasokan lebih banyak lagi," lanjut Fesharaki. Sementara, dia mengatakan, produksi minyak serpih AS juga mendekati kapasitas maksimum. "Sebuah kesalahan untuk percaya bahwa minyak serpih AS dapat mengisi kekosongan Iran. Nol," tambah dia. Fesharaki menturkan, adapun kepastian waktu harga minyak bisa mencapai USD 100 per barel - tingkat yang tidak terlihat sejak 2014 - tergantung pada seberapa cepat AS dan China menyelesaikan perbedaan mereka di bidang perdagangan. Friksi berkelanjutan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut telah memberikan sentimen. "Saat ini, apa yang menahan (harga minyak) dari kenaikan adalah ketakutan, ketakutan ekonomi makro. Jika kesepakatan AS-Cina diselesaikan, harga minyak hanya memiliki satu cara yakni naik," dia menandaskan. Let's block ads! (Why?) https://ift.tt/2NyX5iF |
0 Comments:
Post a Comment