Liputan6.com, Jakarta Sebanyak hampir 10 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena kanker tahun ini, menurut perkiraan baru dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC).
Laporan IARC, yang diterbitkan di jurnal A Cancer Journal for Clinicians pada Rabu 12 September, didasarkan pada data insiden kanker dari 185 negara di seluruh dunia.
Para peneliti memperkirakan bahwa akan ada 18,1 juta diagnosis baru kanker dan 9,6 juta kematian akibat kanker pada tahun 2018. Angka-angka itu --peningkatan yang nyata sejak enam tahun lalu-- mencerminkan masalah penuaan masif akibat pertumbuhan populasi.
Dikutip dari Time.com pada Minggu (16/9/2018), sekitar satu dari delapan pria, dan satu dari 11 wanita, pada akhirnya akan meninggal karena kanker, kata laporan itu.
Kanker paru-paru adalah penyebab utama kedua diagnosis yang diproyeksikan dalam laporan terkait, yakni sebanyak 2,1 juta kasus. Hal ini disebut jauh lebih umum terjadi pada pria daripada wanita, yakni sekitar 1,3 juta kasus pada pria tahun ini, dibandingkan sekitar 725.000 kasus pada wanita.
Setelah kanker paru-paru, kanker yang paling umum adalah yang menyerang payudara, kolorektal, prostat dan perut.
Kanker payudara sendiri, para peneliti menulis, diprediksi mencapai sekitar 2,4 juta diagnosa pada tahun 2018, meskipun perawatan yang efektif --setidaknya di negara maju-- berarti akan memicu 627.000 angka kematian yang lebih rendah.
Jenis dan sasaran kanker sangat bervariasi tergantung pada geografi dan perkembangan sosial ekonomi. Hampir setengah dari diagnosa kanker baru, dan lebih dari separuh kematian yang disebabkannya, kemungkinan terjadi di Asia, yang merupakan rumah bagi sekitar 60 persen populasi dunia, menurut penelitian tersebut.
Sementara itu, Afrika hanya menyumbang 5,8 persen dari kasus kanker global tetapi menyebabkan 7,3 persen kematian darinya. Hal itu sebagian disebabkan penyakit prognosis yang buruk akibat akses kesehatan yang masih kurang di banyak daerah di sana.
Simak video pilihan berikut:
0 Comments:
Post a Comment