Esok paginya, warga menggelar selamatan di empat penjuru desa (ider bumi). Bersamaan, sejumlah petani yang telah kerasukan siap menjalani ritual Keboan. Mereka berjalan layaknya kerbau yang sedang membajak sawah.
Mereka juga berkubang, bergumul di lumpur, dan bergulung-gulung di sepanjang jalan yang dilewati. Saat berjalan pun di pundak mereka terpasang peralatan membajak.
Para petani yang menjadi "kerbau" lalu berkeliling desa mengikuti empat penjuru mata angin. Saat berkeliling desa inilah, para "kerbau" itu melakukan ritual layaknya siklus bercocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi.
"Semuanya dikerjakan atas inisiatif warga desa dan mereka bahu-membahu hingga seluruh acara berjalan dengan lancar. Semangat inilah yang harus ditiru oleh semua pihak," imbuh Anas.
Ratusan pengunjung dan wisatawan yang mengikuti ritual pun tampak sangat antusias. Salah satunya Yudha Prasetya (37), wisatawan asal Surabaya yang penasaran dengan ritual adat Keboan Aliyan ini.
"Saya penasaran acara ritual ini lengkap mulai budayanya dan ada edukasi juga, ini semua disiapkan warga desa. Salut pokoknya," kata Yudha.
Sebagai informasi, tradisi kebo-keboan di Banyuwangi berkembang di dua desa. Selain keboan di Desa Aliyan Rogojampi, tradisi kebo-keboan juga ditemui di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Simak video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment