Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Pembina Alumni 212 Rizieq Shihab menggelorakan politik identitas di acara Ijtima Ulama II yang digelar di Jakarta, Minggu (16/9). Rizieq yang sedang berada di Arab Saudi menyampaikan hal tersebut melalui pesan suara yang diperdengarkan di acara Ijtimak Ulama II. "Soal politik identitas saya tegaskan di sini bahwa habaib dan ulama tidak pernah memainkan politik identitas yang SARA, yang fasis dan rasis," kata Rizieq. Rizieq mengklaim politik identitas yang diusung ulama tetap bermartabat dengan berdasar pada ketuhanan yang maha esa.
Kemerdekaan Indonesia menurut Rizieq tak terlepas dari politik identitas. Dia menyinggung perjuangan Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, hingga Teuku Umar melawan penjajah dengan semangat politik identitas.Bahkan Pancasila pun, kata Rizieq, disusun dengan politik identitas. "Tatkala Bung Karno (red: Sukarno) menandatangani Piagam Jakarta dan juga mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 itu pun politik identitas," ujar Rizieq. Menurut Rizieq, umat Islam dan ulama pada saat Pilkada DKI 2017 juga melakukan politik identitas dengan menjunjung tinggi ayat suci Alquran di atas ayat konstitusi. "Jadi ijtima ulama akan terus menghidupkan dan menggelorakan politik identitas kebangsaan atas dasar ketuhanan yang maha esa demi menjaga keutuhan NKRI dan pancasila," ujar Rizieq.
IJtima Ulama II digelar sebagai ruang kesepakatan politik antara kalangan ulama dengan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Kesepakatan tersebut ditandai dengan Pakta Integritas yang disodorkan oleh GNPF Ulama kepada Prabowo. Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak menyebut ada 15 poin dalam Pakta Integritas yang disodorkan kepada Prabowo. Yusuf enggan membeberkan detail dari 15 poin pakta integritas tersebut. Dia hanya mengatakan GNPF Ulama tidak meminta jabatan apapun dalam Pakta Integritas tersebut. (bmw/gil) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2xlUbUd |
0 Comments:
Post a Comment