Jakarta, CNN Indonesia -- Para pebisnis di Amerika Serikat (AS) mulai jengah dengan kebijakan perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden Donald Trump. Mereka mulai melawan kebijakan tersebut. Setidaknya, lebih dari 60 kelompok industri di AS sedang merencanakan untuk membuat koalisi untuk melawan kebijakan tersebut. Koalisi bisnis tersebut mewakili beberapa perusahaan terbesar di AS, seperti American Petroleum Institute, yang mewakili penyuling terbesar seperti Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp, dan Asosiasi Pemimpin Industri Ritel, yang mewakili perusahaan seperti Target Corp dan Autozone Inc. "Efek tarif membuat setiap orang mengatakan, cukup adalah cukup," kata Nicole Vasilaros, pelobi Asosiasi Produsen Kelautan Nasional AS seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/9).Sebagai informasi, anggota asosiasi tersebut terkena imbas kenaikan biaya produksi sebesar 35 persen akibat kebijakan perang dagang Trump. Sementara itu Dean Garfield, Kepala Eksekutif Dewan Industri Teknologi Informasi yang di dalamnya terdapat Microsoft Corp dan Apple Inc mengatakan selama delapan bulan terakhir sebenarnya asosiasinya telah membujuk Trump dengan mengatakan perang dagang tak akan memberikan manfaat apa-apa. Tapi upaya tersebut tak berhasil. Trump tetap mengobarkan perang dagang terhadap sejumlah negara, salah satunya China. Terhadap Negeri Tirai Bambu, ia mengenakan tarif 25 persen atas produk AS bernilai US$50 miliar negeri tersebut. Pantun berbalas, China membalas serangan dagang tersebut dengan memberlakukan tarif dan jumlah nilai impor barang yang sama.Selain perang dagang tersebut, Trump juga mengancam akan mengakhiri keikutsertaan AS dalam perundingan Trans Pacific Partnership (TPP), Kemitraan Trans Pasifik. Pelobi Federasi Retail Nasional AS (NRF) David French mengatakan koalisi beranggotakan pebisnis dari semua sektor. Koalisi akan berusaha menekan anggota Kongres AS dari Partai Republik untuk mendesak Trump menghentikan kebijakan perang dagangnya. (Reuters/bir) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2x30jl2 |
0 Comments:
Post a Comment