Wednesday, September 12, 2018

Kantor Penghubung 2 Korea Dibuka Pekan Ini

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menerima surat dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang di dalamnya berisi ajakan untuk melaksanakan pertemuan kedua.

Pihak Gedung Putih bahkan telah mengatur jadwal agar Trump dan Kim dapat kembali bertemu menyusul datangnya surat tersebut.

Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu, Presiden Trump mengatakan bahwa ia berharap Kim Jong-un akan mengiriminya surat, dalam rangka menyambut perayaan HUT ke-70 Korea Utara yang jatuh pada Minggu, 9 September 2018. Dan sejak itu, ia tampak kembali bersemangat tentang keadaan hubungan antara kedua negara --di tengah merenggangya relasi Washington-Pyongyang beberapa waktu terakhir.

Mengafirmasi, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, "Tujuan utama surat itu adalah untuk meminta dan mencari jadwal pertemuan lain dengan Presiden (Trump), yang mana kami (Gedung Putih) sangat terbuka (atas usulan itu) dan sudah dalam proses mengkoordinasikannya," ujarnya dalam sebuah konferensi pers sambil menunjukkan bukti fisik surat tersebut pada Senin 10 September 2018, seperti dilansir ABC.net.au, Selasa 11 September 2018.

"Surat itu sangat hangat, sangat positif," lanjut Sanders.

Kedua pemimpin telah membahas program nuklir Korea Utara sebagai salah satu isu dalam pertemuan puncak pertama kali di Singapura pada 12 Juni 2018 lalu. Namun, banyak pihak mengkritik hasil pertemuan itu karena tak merinci langkah konkret untuk mencapai tujuan denuklirisasi dan kurangnya perkembangan positif pasca-pertemuan.

Trump sendiri sempat menunjukkan sejumlah kekecewaannya atas sikap Korea Utara yang tampak tak bekomitmen penuh untuk mencapai denuklirisasi. Puncaknya adalah ketika ia membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Pyongyang akhir Agustus lalu, dengan menggarisbawahi soal 'tak terlaksananya denuklirisasi di Korea Utara' sebagai alasan pembatalan lawatan.

Di sisi lain, Korea Utara telah mendesak AS untuk memberikan imbalan atau balas jasa terlebih dahulu sebagai insentif atas perubahan sikap mereka --dengan tak lagi merongrong akan menembakkan rudal dan sepakat untuk bertemu Trump di Singapura-- sepanjang tahun ini, sebelum kedua negara menegosiasikan seputar denuklirisasi.

Balas jasa itu dapat berupa; peringanan hingga pencabutan sanksi ekonomi, demiliterisasi AS di Semenanjung Korea, hingga secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-53 (yang hanya berakhir dengan status gencata senjata).

Kendati demikian, menyusul datangnya surat dari Kim Jong-un kepada Trump, Sanders menggarisbawahi bahwa itu menunjukkan "keberlanjutan komitmen untuk berfokus pada denuklirisasi di Semenanjung Korea."

Meskipun Korea Utara telah menghancurkan setidaknya sebagian dari lokasi uji coba nuklirnya, dan mengatakan telah membongkar tempat uji coba rudal, mereka belum mendeklarasikan isi dari persenjataan atomnya atau mengambil langkah konkret untuk mengakhiri program senjatanya.

Bulan lalu, badan pengawas energi atom dan nuklir yang terafiliasi PBB (IAEA) mengatakan mereka memiliki "keprihatinan serius" tentang kelanjutan dan pengembangan program nuklir Korea Utara.

Let's block ads! (Why?)

https://ift.tt/2x5oD5H
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Frss&max=3, then Send me an email


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment