Friday, September 7, 2018

Perjuangan Pemuda Tunarungu Menuju Pebulutangkis Profesional

Jakarta, CNN Indonesia -- Keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi Muhammad Sayyid Az Zahiri untuk berjuang mewujudkan cita-citanya untuk menjadi pebulutangkis profesional.

Sayyid merupakan tunarungu, tetapi ia tidak tampak kesulitan saat menghadapi lawan di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di GOR Djarum, Kudus, 7-9 September 2018.

Penjelasan yang diberikan wasit sebelum laga dimulai ternyata bisa dimengerti dengan baik.

Teriakan serta keluhan terkadang dikeluarkan pemuda asal Bogor ini saat bola yang dipukulnya menghasilkan poin atau sebaliknya, saat poin lawan bertambah.

"Semangat dia [Sayyid] luar biasa, tidak ada kata pantang menyerah," ujar ibu Sayyid, Lia Fitria, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (7/9).

Sayyid Pemuda Tunarungu Berjuang di BulutangkisMuhammad Sayyid Az Zahiri berjuang untuk menjadi pebulutangkis profesional. (CNNIndonesia/Surya Sumirat)
Menurut Lia, Sayyid sudah menekuni dunia bulutangkis sejak duduk di kelas 4 SD karena sering latihan di sekolah. Pada saat itu juga anak semata wayangnya mengikuti turnamen antardaerah tingkat pelajar, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN).

Setelah mengikuti OOSN Sayyid langsung meminta dimasukkan ke klub bulutangkis. Walaupun mengikuti kejuaraan umum, Sayyid tidak merasa kesulitan menjalaninya. Bahkan, beberapa kali pelajar kelas 3 SMP di SLB Mekarsari 1 Cibinong itu meraih peringkat tiga besar.

"Sayyid memang ingin menjadi atlet bulutangkis. Idolanya adalah Kevin [Sanjaya Sukamuljo] dan Lee Chong Wei," tutur Lia.

 Sayyid Pemuda Tunarungu Berjuang di BulutangkisMuhammad Sayyid Az Zahiri berjuang untuk menjadi pebulutangkis profesional. (Dokumentasi PBSI)Sayyid Pemuda Tunarungu Berjuang di BulutangkisMuhammad Sayyid Az Zahiri berjuang untuk menjadi pebulutangkis profesional. (Dokumentasi PBSI)
Keinginan kuat sang anak membuat Lia dan suami tidak memiliki pilihan selain dukungan penuh kepada Sayyid. Tekadnya yang besar terlihat dari caranya berlatih. Dalam seminggu Sayyid memiliki jadwal berlatih selama lima hari, salah satunya diambil dengan berlatih secara pribadi.

Bukan hanya itu saja. Saat jam latihan yang biasa dilakoninya sejak pukul 16.00 sampai 20.00 habis, Sayyid selalu minta jam latihan tambahan.

"Alhamdulillah tidak ada kendala selama ini. Saya menganggap, apa yang dia 'miliki' itu kelebihannya, bukan kekurangan. Buktinya alhamdulillah Sayyid bisa mengikuti kejuaraan umum," ucap Lia yang sehari-hari berprofesi sebagai pengajar TK.

Menurut Lia, Sayyid sebenarnya bisa mendengar dengan lebih jelas jika menggunakan alat bantu pendengaran. Tetapi pelajar berusia 14 tahun itu enggan memakainya karena khawatir mengganggu saat bertanding.

Sementara, Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menyebut jika Sayyid lolos audisi umum Djarum beasiswa, maka pihaknya akan mengirim sang anak ke pelatihan paralimpiade di Solo. Di pemusatan latihan tersebut Sayyid bisa ditangani mantan pelatih PB Djarum yang kini bertugas di sana. (jun)

Let's block ads! (Why?)



via CNN Indonesia https://ift.tt/2MSRx2S
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Frss&max=3, then Send me an em


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment