Sebelum masuk ke pengalaman sejumlah orang, ada baiknya jika terlebih dahulu mengulas sisi ilmiah dari near-death experience (NDE). Sam Parnia, Direktur Riset Bidang Resusitasi di Stony Brook University School of Medicine, Amerika Serikat, melakukan salah satu penelitian tentang fenomena near-death experience pada sejumlah pasien kritis yang pernah menerima penanganan resusitasi. Sebagai bagian dari riset, Parnia mewawancarai lebih dari 100 orang yang telah dihidupkan kembali setelah mengalami serangan jantung fatal. Hampir separuh dari seluruh subjek penelitian mengaku bahwa sekelebat memori masa lalu terlintas di dalam benar mereka kala mengalami momen di ambang kematian. Hasil penelitian yang dipublikasi dalam Journal of Resuscitation pada Desember 2014 itu mengelompokkan berbagai memori yang dialami oleh para subjek penelitian. Pengelompokkan itu, menurut Parnia, dapat menjadi salah satu bukti bahwa kematian merupakan sebuah pengalaman yang jauh lebih beragam. Memori tersebut meliputi: - Berbagai macam ketakutan dan paranoia
- Melihat binatang dan tumbuhan
- Melihat sinar terang
- Menjadi korban kekerasan dan persekusi
- Deja vu (mengalami pengalaman yang berulang)
- Melihat anggota keluarga
- Mengenang kembali momen-momen sebelum resusitasi
Terkait mengenang kembali momen-momen sebelum resusitasi, Parnia menilai bahwa temuan itu tergolong menarik. Sebab, pada sebagian besar pasien resusitasi, individu tersebut seharusnya tak lagi sadar dan mampu mengenang momen-momen sebelum dirinya masuk dalam kondisi kritis. "Otak tak lagi berfungsi saat jantung berhenti berdetak. Biasanya saat memasuki detik ke-20 hingga ke-30," kata Parnia. "Namun, dalam beberapa kasus (hanya sekitar 2 persen), ada beberapa pasien yang masih memiliki kesadaran dan terus berlanjut sampai tiga menit, atau memasuki periode ketika jantung tak lagi berdetak," kata Parnia memaparkan pengalaman para subyek penelitian di ambang kematian. Let's block ads! (Why?) https://ift.tt/2Otaypq |
0 Comments:
Post a Comment