| Jakarta, CNN Indonesia -- Penuntasan perkara pembunuhan pegiat hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib masih mengganjal di setiap masa pemerintahan selepas reformasi di Indonesia, dan malah dituding menjadi alat politisasi bagi calon penguasa. Istri mendiang Munir, Suciwati menyatakan tetap menuntut penuntasan perkara pembunuhan terhadap suaminya oleh siapapun pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih. "Ya saya sih terserah mereka mau pakai (politisasi) atau apa. Siapapun presidennya, siapapun pejabatnya, penegakan hukumnya harus menuntaskan kasus Munir," kata Suciwati dalam jumpa pers di Kantor KontraS, Jakarta, Jumat (7/9). Menurut Suciwati, politisasi atas kasus pembunuhan terhadap suaminya sulit dihindari. Namun, ia berjanji konsisten berjuang di jalur hukum buat mengungkap dalang di balik pembunuhan suaminya.
Suciwati menyebut saat ini ada harapan ketika Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada peluang mengkaji kembali perkara pembunuhan suaminya. Namun, dia berharap pernyataan Tito bukan sekadar janji manis seperti yang selama ini disampaikan pemerintah saat ini."Mudah-mudahan bukan hanya angin surga, kita sudah capek dengan janji-janji," tutur dia. "Apa ini hanya untuk image Pak Jokowi? Ya hanya Pak Jokowi dan Pak Kapolri yang tahu," lanjutnya. Hari ini bertepatan dengan 14 tahun kasus pembunuhan Munir. Aktivis HAM itu mati diracun dengan arsenik di atas pesawat saat menempuh perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam, Belanda.
Baru satu orang yang diadili, yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto, mantan pilot maskapai Garuda Indonesia. Dia dihukum 14 tahun penjara, tapi sudah bebas murni beberapa waktu lalu setelah dipotong pengurangan tahanan. (ayp) Let's block ads! (Why?)
via CNN Indonesia https://ift.tt/2CvmkOF |
0 Comments:
Post a Comment