Friday, September 7, 2018

Desak Pembebasan Wartawan, Jurnalis Demo Kedubes Myanmar

Jakarta, CNN Indonesia -- Dukungan moral dan solidaritas mengalir dari sejumlah jurnalis Indonesia di depan Kedubes Myanmar, Jakarta Pusat pada Jumat (7/9) siang ini. Mereka menuntut pemerintahan Myanmar membebaskan dua wartawan Reuters yang dipidana saat melakukan kerja jurnalistik di negara itu.

Para wartawan yang menggelar unjuk rasa ini berasal dari berbaai elemen di antaranya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Forum Jurnalis Freelance. Mereka tak habis pikir pemerintah Myanmar yang kini dipimpin peraih nobel perdamaian Aung San Suu kyi itu bisa menjerat pidana atas dua jurnalis yang sedang melakukan tugasnya.

"Itu bentuk kriminalisasi dan mereka menggunakan UU kriminal, bukan UU pers. Dan, setahu saya terkait kepemilikan dokumen itu," kata juru bicara aksi, Fira Abdurrachman, di depan Kedubes Myanmar.


Dokumen yan g dimaksud Fira adalah barang bukti yang menjadi dasar penangkapan dua jurnalis Reuters, Wa Lone (32) dan Kyaw Soe Oo (28), oleh polisi Myanmar. Pengadilan Myanmar menilai dokumen itu bersifat rahasia dan kepemilikan oleh kedua orang itu disebutkan sebagai pelanggaran hukum.

Pengadilan Myanmar pada akhirnya memutus kedua jurnalis tersebut bersalah pada Senin (3/9). Mereka divonis hukuman 7 tahun penjara.

Di sisi lain, penahanan kedua wartawan itu disebut berbagai kalangan sebagai upaya pembungkaman jurnalis atas upaya investigasi. Liputan investigasi yang dilakukan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo bertujuan mengungkap keterlibatan pasukan keamanan Myanmar soal pembunuhan warga Rohingya.

Dalam aksinya siang ini, Fira dan wartawan-wartawan lain yang turut berunjuk rasa mengenakan busana serba hitam sebagai bentuk keprihatinan. Selain itu, bersama orator tampa k sejumlah orang 'memborgol' tangan dan menutup mata serta telinga mereka dengan plester hitam. Itu mereka lakukan sebagai bentuk empati terhadap Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, serta menuntut kebebasan jurnalistik dan berekspresi.

Lebih dari satu jam mereka lantang menyuarakan protesnya di depan Kedubes Myanmar.

Tak jarang beberapa kali massa meneriakkan nama pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi. Mereka meminta Suu Kyi yang notabene penerima hadiah Nobel Perdamaian mengubah rezim pemerintahanannya lebih terbuka bagi pers dan kebebasan berekspresi.

"Myanmar itu juga memiliki isu penting di ASEAN. Jadi semoga ini bisa menginspirasi dan meng-encourage mereka untuk membuat aksi-aksi yang sama serentak, untuk membuka hati Myanmar termasuk Aung San Suu Kyi untuk membebaskan kawan kami," tutur Fira.

Aksi ini berakhir pada pukul 14.30. Sebelum membubarkan diri dengan tertib, para wartawan tersebut berjanji akan tetap melakukan aksi serupa di waktu mendatang.< /p> (kid)

Let's block ads! (Why?)



via CNN Indonesia https://ift.tt/2NT27na
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Frss&max=3, then Send me an em


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment