Jakarta, CNN Indonesia -- Musik rock tahun 2000-an selalu dikaitkan dengan The Strokes dan The Libertines. Dua band dari Amerika Serikat dan Inggris itu disebut menggoreskan sejarah pembaruan musik rock. Pencinta musik seakan lupa bahwa ada band bernama Interpol. Pernyataan tersebut merupakan salah satu paragraf dari buku karangan Lizzie Goodman yang bertajuk 'Meet Me In The Bathroom'. Goodman menganalogikan bahwa musik Interpol yang tertata dan kelam membuat musiknya seakan terlupakan dari ingar bingar garage rock dan indie rock pada era tersebut. Berkarya sejak tahun 1997, band yang beranggotakan Paul Banks (vokal, gitar), Daniel Kessler (gitar), Sam Fogarino (drum) ini telah merilis enam album. Album mereka yang paling terbaru berjudul 'Marauder', yang dirilis pada 24 Agustus 2018. Bagi yang mendengarkan Interpol dari lagu-lagu seperti 'PDA', 'NYC', 'Untitled' atau 'Obstacle 2', percayalah bahwa album 'Marauder' bisa mengajak telinga untuk kembali ke masa kejayaan lagu-lagu tersebut, dari segi produksi dan lirik. Dari album 'Marauder' Banks dkk masih menasbihkan dirinya sebagai band yang konsisten dengan pembaruan post-punk. Bukan cuma sekadar genre, namun mereka juga mengeksplorasi jenis musik tersebut. Pernyataan "musik lebih dewasa" yang sering dikatakan musisi jika mereka kembali merilis album setelah beberapa tahun vakum bisa dibenarkan lewat album 'Marauder' ini. Mungkin jika Ian Curtis masih hidup, Joy Division akan melakukan hal yang sama. Butuh empat tahun sejak album terakhir Interpol, 'El Pintor' (2014), dirilis untuk Banks dkk bisa menciptakan lagu-lagu dalam album 'Marauder' seperti 'If You Really Love Nothing', 'The Rover', 'NYSMAW', 'Stay In Touch' dan 'It Probably Matters'. Dalam wawancara dengan NME pada Agustus kemarin, Banks mengatakan kalau bandnya enggan merilis album dengan konsep yang sama dengan album sebelumnya. "Album ini jauh berbeda dengan album sebelumnya. Musiknya lebih minimalis. Kami menghindari penggunaan ProTools terlalu jauh agar musik kami masih terasa otentik. Saya rasa tak banyak rekaman musik yang terdengar apa adanya belakangan ini," kata Banks. Interpol kembali mempercayakan album ini untuk dirilis oleh Matador Records, perusahaan rekaman yang dikenal merilis banyak musik dari band dengan kualitas rekaman bukan sembarang, seperti Sonic Youth dan Mogwai. Produsernya ialah Dave Fridmann, yang sebelumnya sudah membidani lahirnya album The Cribs, Flaming Lips, MGMT, dan Tame Impala. Garang yang pada porsinya adalah sebutan yang pas untuk 13 lagu dalam album 'Marauder'. Bagi yang masih memperdebatkan kualitas Interpol dalam album barunya, silakan simak lagu mereka yang berjudul 'Stay In Touch'. [Gambas:Youtube] (ard) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2MoH7ms |
0 Comments:
Post a Comment