Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra mendukung ajakan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengenai politik identitas yang digelorakan dalam acara Ijtimak Ulama II di Jakarta. Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menganggap politik identitas sesuatu yang melekat pada masyarakat Indonesia. Riza menilai setiap pihak tidak bisa melepaskan diri dari identitas yang menempel sejak lahir itu. "Masyarakat itu kan identitasnya berbeda, ada orang Jawa, orang Aceh, orang Papua, sukunya berbeda, agamanya berbeda, bahasanya berbeda. Tentu semuanya punya hak dan kesempatan yang sama," ujar Riza yang ditemui di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, Minggu (16/9). Ia yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu menyetujui sikap Rizieq soal politik identitas. Menurutnya setiap orang berlatar apa pun berhak berpolitik sesuai hati nuraninya.Riza tak sepakat dengan anggapan anggapan politik identitas yang bersifat memecah belah masyarakat. Ia meminta politik identitas tidak dimaknai sebagai hal negatif. "Di Amerika kan enggak mungkin orang Islam yang jadi presiden, di China kan enggak mungkin orang Islam jadi presiden," imbuhnya. Selama tidak dipakai untuk tujuan memecah belah dan tidak memperuncing perbedaan, Riza meyakini penggunaan politik identitas sah-sah saja.Rizieq sebelumnya menyerukan ulama memakai politik identitas dalam acara Ijtimak Ulama II di Jakarta. Melalui rekaman suara, Rizieq berpesan politik identitas yang mereka pakai tidak bersifat SARA. "Soal politik identitas saya tegaskan di sini bahwa habaib dan ulama tidak pernah memainkan politik identitas yang SARA, yang fasis dan rasis," kata Rizieq. Bahkan menurutnya politik identitas tak lepas dari riwayat Indonesia sebagai negara. Perjuangan Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, hingga pembentukan Pancasila menurut Rizieq terdapat unsur politik identitas.(bin/gil) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2xe0ev1 |
0 Comments:
Post a Comment