Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris TKN Joko Widodo-Maruf Amin, Raja Juli Antoni, menyatakan pihaknya mewaspadai rencana Buni Yani bergabung dengan TKN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Menurutnya, kewaspadaan itu dilakukan lantaran Buni berpeluang melakukan ujaran kebencian di Pilpres 2019 sebagaimana yang dilakukan di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. "Kami harus siap-siap, cara-cara lama yang digunakan oleh Buni Yani dan kawan-kawan bisa jadi dipraktikkan kembali," ujar dia, di Gedung High End, Jakarta, Senin (10/9). Antoni menuturkan Buni yang dinyatakan bersalah dan dijatuhi vonis penjara 1,5 tahun oleh Pengadilan Negeri Bandung berpeluang melakukan ujaran kebencian di Pilpres 2019.Atas vonis tersebut, Buni mengajukan kasasi ke MA usai Pengadilan Tinggi Jawa Barat menolak banding. Lebih lanjut, Antoni mengklaim TKN Jokowi-Maruf tidak peduli dengan langkah TKN Prabowo-Sandiaga menjadikan terpidana sebagai anggota.  Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Jakarta, Sabtu (10/3). ( CNN Indonesia/Abi Sarwanto) | "Itu soal etika ya, terserah saja kalau memang kubu sana mau mempergunakan orang yang memang tercoret namanya," kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.Sebelumnya, calon Ketua TKN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso bakal meminta Buni Yani masuk ke timnya. Djoko mengatakan hal itu saat dimintai konfirmasi apakah Buni sudah menjadi bagian dari tim kampanye nasional Prabowo-Sandi. "Insya Allah yah, Insya Allah tak [saya] suruh masuk [tim]," ucap Djoko Santoso usai merayakan ulang tahun ke-66 di kediamannya, Jakarta, Sabtu (8/9). Djoko mengatakan Buni belum meminta posisi apapun kepada dirinya terkait persiapan menghadapi pilpres 2019. Namun, Djoko menganggap Buni memiliki kelebihan, terutama dalam bidang komunikasi."Tapi beliau adalah seorang penulis. Medsos lah. Dia kan dosen juga kalau enggak salah, dosen komunikasi," ucap Djoko. (arh/sur) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2x0XCja |
0 Comments:
Post a Comment