Jakarta, CNN Indonesia -- Korban tewas akibat wabah kolera di Zimbabwe meningkat menjadi 25 orang. Lembaga kesehatan dunia WHO pada Kamis (13/9) mengingatkan bahwa penyakit yang terbawa air ini menyebar dengan cepat di ibukota Harare. Sekarang ada 3.766 kasus. Jumlah kematian mencapai 25 orang," kata Menteri Kesehatan Zimbabwe Obadiah Moyo kepada wartawan kepada AFP. WHO mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan penangananya untuk menahan wabah yang berkembang cepat tersebut. Setidaknya satu dari kematian itu tercatat di luar ibukota, distrik tenggara Masvingo. "Ketika kolera menyerang kota besar seperti Harare, kita perlu bekerja cepat untuk menghentikan penyebaran penyakit ini sebelum jadi tak terkendali," kata Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika. Laporan WHO juga mengungkapkan bahwa antibiotik lini pertama digunakan untuk menangani penyakit tersebut. Antibiotik pun sudah disebar ke 5 dari 10 provinsi negara itu. "Ada resistensi terhadap obat lini pertama," kata laporan tersebut. Laporan tersebut menunjukkan bahwa obat antibiotik ciprofloaxicin dan ceftriaxone bisa jadi tak efektif untuk atasi masalah kesehatan itu. Hanya saja obat alternatif azitromisin tak tersedia. "Obat-obatan yang relevan harus dibeli sehera setelah pola resistensi dipastikan." Wabah kolera pertama kali terdeteksi di kota Glen View di luar Harare pada 5 September 1985. Hal ini mendorong kementerian kesehatan mengumumkan keadaan darurat. Wabah kolera di Zimbabwe ini menyebabkan otoritas setempat melarang warga untuk berkumpul di sejumlah ruang publik untuk mengatasi penyebaran wabah kolera."Pemerintah telah mendeklarasikan situasi darurat wabah kolera. Kepolisian di Harare berusaha untuk melindungi warga dari risiko Kolera," ujar juru bicara kepolisian, Charity Charamba, Rabu (12/9). Pemerintah Zimbabwe melaporkan sebanyak 21 warga meninggal akibat kolera dalam sepekan terakhir. Wabah tersebut pertama kali ditemukan di wilayah Glen View, yang berada di luar ibu kota Harare. (chs) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2OmDuzg |
0 Comments:
Post a Comment