Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pengawas Demokrat segera membahas pernyataan Ketua DPD Demokrat Papua yang baru saja dilantik kembali menjadi gubernur provinsi tersebut, Lukas Enembe, soal dukungan pada Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan pernyataan Lukas yang mendukung Jokowi-Ma'ruf itu bertentangan dengan sikap politik partainya yang mengusung dan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. "Itu di Komisi Pengawas Demokrat nanti. Biarkan Demokrat menjalankan roda organisasi dengan pas," ujar Hinca saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/9). Walaupun begitu, Hinca mengatakan perbedaan pandangan politik adalah hal yang wajar mesk ipun dalam satu partai, termasuk di Demokrat. Oleh karena itu, ia berkata untuk menyelesaikan perbedaan itu Demokrat melalui Komisi Pengawas akan mengambil sikap atas keputusan Lukas. Hinca Panjaitan. (CNN Indonesia/Mesha Mediani) | "Suasana seperti itu pada waktunya nanti akan klir sekali pandangan politik itu," ujar HincaSebelumnya, Lukas menyatakan pilihannya mendukung Jokowi-Maruf di Pilpres 2019 merupakan harga mati. "Jokowi itu harga mati 100 persen. Kami akan bungkus suara untuk Jokowi. Tidak ada yang lain untuk seluruh rakyat Papua," kata Lukas di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/9). Lukas mengaku dukungan kepada Jokowi diberikan karena telah melihat kinerja pemerintahan Jokowi hampir lima tahun terakhir di Papua. Menurutnya, Jokowi telah memahami permasalahan di Bumi Cendrawasih. "Siapa pun presiden tidak akan mengubah Papua. Jokowi lebih memahami Papua daripada presiden-presiden sebelumnya. Selama ini orang Jakarta tidak tidak tahu Jokowi baru memahami bahwa ternyata Papua lebih susah itu," kata Lukas. Atas hal itu, ia tak mengkhawatirkan sanksi yang bakal diterima karena mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Padahal, Demokrat sebelumnya telah menyatakan bakal memberikan sanksi terhadap kader yang membelot. "Tetap dukung Jokowi. Tidak ada urusan. Tidak urusan partai. Sanksi silakan saja," kata Lukas. Selain Lukas, kader Demokrat yang 'membelot' mendukung Jokowi antara lain Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi yang telah turun dari posisinya di Majelis Tinggi dan keluar dari partai tersebut. Lalu, ada mantan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar yang juga dikenal sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Jawa Barat yang disebutkan bakal masuk tim juru kampanye Jokowi-Ma'ruf. (kid/kid) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2oLoEan |
0 Comments:
Post a Comment