Usai seremonial di Pendopo Kabupaten, turis Belanda melanjutkan perjalanannya ke SD Kristen Bina Harapan Purbalingga. Setelah itu mengunjungi PT. Davos untuk mengenang masa lalu mereka.
PT Davos diklaim sebagai pabrik kembang gula atau permen mint tertua di Indonesia. Konon, rasanya tak berubah dari masa ke masa, melintasi zaman. Pabrik ini didirikan pada era 1930-an atau sebelum Indonesia merdeka.
Anggota Yayasan pikulan juga diajak berwisata ke Desa Jatisaba menggunakan dokar atau delman. Berangkat dari Alun-alun Selatan Purbalingga ke Kodim Purbalingga, kemudian mengitari Desa Jatisaba dan berakhir di Perempatan Bojong.
Rupanya, kedatangan Yayasan Pikulan Belanda ini tak melulu soal nostalgia dan wisata. Mereka juga memberi bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Bantuan dana pendidikan diberikan setiap enam bulan sekali, untuk jenjang SD, SMP hingga SMA.
Direktur Operasional Yayasan Pikulan, Baron mengatakan, sejak 34 tahun lalu sang pendiri Yayasan Pikulan, Great Folkerts telah membantu anak-anak putus sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Sampai saat ini project bantuan bukan hanya di Purbalingga saja namun ada 9, yakni 7 project di Jawa dan 2 diluar Jawa salah satunya ada di Bali. Project yang dilakukan di Purbalingga merupakan salah satu pilot project, yang paling berhasil," jelas Baron.
Koordinator Penerima Bantuan Yayasan Pikulan untuk wilayah Purbalingga, Sri Usdiningsih mengatakan, di wilayah Purbalingga penerima bantuan ada tujuh anak. Masing-masing anak menerima bantuan Rp 150 ribu per bulannya.
"Dana nantinya akan diterimakan 6 bulan sekali. Dari Tahun 1986 yayasan pikulan berdiri sudah banyak yang dibantu. Dan satu orang ada yang sampai dibantu sampai D3," kata Sri.
Penerima bantuan pikulan, Faizal Adi Nugroho, siswa kelas 10 SMA Muhamadiyah Purbalingga mengatakan, bantuan digunakan untuk membayar SPP dan membeli perlengkapan sekolah, seperti pakaian seragam, buku tulis, sepatu dan tas sekolah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment