Kilduff juga menilai bahwa laju pertumbuhan produksi domestik AS juga tidak secepat di awal tahun. Sementara, pasar uang, obligasi, dan modal di negara berkembang terpuruk pada beberapa pekan terakhir sebagai reaksi atas krisis finansial yang terjadi di Turki, Afrika Selatan, dan Venezuela. "Pekan lalu, kita telah melihat perhatian pasar kembali beralih dari sisi pasokan ke sisi permintaan dan bencana terus menerus di pasar modal, obligasi, dan uang negara berkembang membebani proyeksi permintaan untuk jangka menengah dan panjang," ujar Manajer Senior Saxo Bank Ole Hansen. Menurut Hansen, pasar telah melihat sejumlah momentum pada pekan lalu. Namun, pasar minyak kembali tertekan setelah gagal menembus level US$80 per barel. " Sekarang, kita memiliki dimensi tambahan untuk lonjakan harga minyak yang hanya dapat menambah sakit (untuk konsumen) dan mengerek risiko terjadinya perlambatan permintaan," ujar Hansen. Pasar minyak tengah bersiap untuk kehilangan pasokan setidaknya 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah Iran mulai awal November seiring berlakunya sanksi AS terhadap Iran. Harga minyak telah menanjak sekitar 3 persen sejak Gedung Putih mengumumkan sanksi tersebut pada Mei 2018 lalu. "Pertanyaan terbesar adalah berapa banyak minyak mentah Iran yang akan menghilang (dari pasar) setelah 4 November 2018 saat ronde kedua dari sanksi AS berlaku," ujar Analis PVM Oil Associates Tamas Varga. Menurut Varga, jika pasokan dari Iran merosot sekitar 1 juta bph atau lebih, seperti yang diperkirakan, keseimbangan pasar yang rapuh bakal terganggu dan harga minyak tetap akan terdorong ke atas. Pada Rabu (5/9) lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) memprediksi bahwa permintaan minyak global bakal menembus 100 juta bph untuk pertama kalinya tahun ini. Risiko lebih lanjut masih terlihat di Venezuela, salah satu anggota OPEC, di mana krisis politik dan pemerintahan telah memangkas separuh produksi minyak selama dua tahun terakhir menjadi sedikit di atas 1 juta bph.
Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2Qcvsu2 |
0 Comments:
Post a Comment