Harga minyak AS juga masih terbebani data persediaan yang mengecewakan. Hal itu berasal dari data the Energy Information Administration (EIA).
Persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu turun 4,3 juta barel menjadi 401,49 juta barel, terendah sejak Februari 2015. Namun, data itu diimbangi oleh meningkatnya stok ditambah permintaan bahan bakar relatif melemah selama musim panan di AS. Biasanya konsumsi meningkat. Berdasarkan data EIA, stok bensin naik 1,8 juta dan penyulingan menanjak 3,1 juta barel.
"Pasokan bensin melimpah akan bertahan di masa mendatang seiring pada musim panas mengecewakan," ujar Broker London PVM, Stephen Brennock.
Sementara itu, sanksi AS terhadap produsen minyak utama Iran memicu harapan pasar yang lebih ketat.
"Pendorong utama harga minyak, dalam pandangan kami, tetap merupakan reimposisi sanksi AS terhadap konsumen minyak Iran," tulis Analis Standar Chartered.
Pemerintahan AS mengindikasikan menawarkan keringanan sanksi sementara untuk negara sekutu yang tidak dapat hentikan impor segera dari Iran.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemerintah menunjuk PT Pertamina (Persero), sebagai pemenang Blok Minyak dan Gas (Migas) Rokan. Dengan hasil itu, Pertamina kelola Blok Rokan setelah kontrak Chevron Pacific Indonesia habis pada 2021.
0 Comments:
Post a Comment