Jakarta, CNN Indonesia -- Badai Tropis Florence menumpahkan hujan sangat lebat di Carolina Utara dan Selatan, AS, Sabtu (15/9), yang memicu banjir. Sejumlah warga dilaporkan tewas. Listrik di ribuan rumah pun masih padam. Intensitas badai Florence dikabarkan telah berkurang sejak ia mengamuk di pantai Atlantik tengah, AS, Jumat (14/9), dalam bentuk topan. Namun, perjalanannya lamban di dua negara bagian. Badai ini merayap ke arah barat dengan kecepatan hanya 2 mil per jam (3 km per jam). Hal ini disebut mengancam sebagian besar wilayah yang dilaluinya dalam beberapa hari ke depan. "Sistem badai ini menumpahkan hujan yang dahsyat di beberapa tempat yang diukur dengan kaki dan bukan inci," kata Gubernur Carolina Utara Roy Cooper, dikutip dari Reuters dan AFP. Negara bagiannya diberitakan mengalami rekor curah hujan, yang diperkirakan datang dari badai, dengan lebar 300 mil (480 km). "Ini adalah peristiwa topan yang diikuti dengan peristiwa banjir," timpal Gubernur Carolina Selatan Henry McMaster. Foto badai Florence dari angkasa. ( CNN Indonesia TV) | Air pun naik dengan cepat di banyak wilayah membuat. Sejumlah warga yang terdampar tampak diselamatkan oleh perahu dan helikopter. Sementara, puluhan ribu lainnya berada di tempat penampungan. Banyak jalan yang ditutup, dan pihak berwenang memperingatkan kemungkinan tanah longsor, serta banjir yang memenuhi bendungan dan menghantam jembatan. Petugas dilaporkan masih bekerja memulihkan listrik ketika banjir masih menggenangi sejumlah pemukiman. Hingga Sabtu (15/9) sore, sekitar 752.000 orang masih tanpa listrik di Carolina Utara, dan 119.000 lainnya di Carolina Selatan. Di Wilmington, sebuah kota berpenduduk sekitar 120.000 jiwa di pantai Atlantik, Carolina Utara, di sepanjang Sungai Cape Fea, jalan-jalanan dipenuhi dengan dahan pohon yang roboh, dedaunan, dan puing-puing lainnya. Listrik pun mati di sebagian besar kota, dengan kabel-kabel listrik yang tampak tergeletak di jalanan. "Fakta bahwa tidak banyak korban tewas dan kerusakan adalah luar biasa dan berkah," kata Rebekah Roth, warga Wilmington. Petugas menolong seorang pria yang terkena banjir akibat badai Florence, Carolina Utara, AS, 14 September. ( NYC Emergency Management/Handout via REUTERS) | Korban Tewas Henry McMaster mengungkapkan kematian seorang wanita berusia 61 tahun ketika mobilnya menabrak pohon yang jatuh di jalan raya. Di North Carolina, kata Cooper, seorang ibu dan bayinya tewas di New Hanover County ketika sebatang pohon jatuh menimpa rumah mereka. Petugas pemadam kebakaran mengatakan daerah itu tidak berada di zona evakuasi. Pemerintah setempat juga melaporkan kematian di Pender County. Hal itu terjadi ketika pohon yang tumbang mencegat unit gawat darurat mencapai seorang wanita yang dikabarkan menderita serangan jantung. Media AS juga melaporkan seorang pria di Lenoir County meninggal setelah angin kencang menjatuhkannya ketika dia mencoba untuk memeriksa anjing-anjingnya. Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump akan mengunjungi daerah-daerah yang dilanda badai minggu depan, "begitu ditentukan, perjalanannya tidak akan mengganggu upaya penyelamatan atau pemulihan." Dilaporkan oleh Pusat Badai Nasional (NHC), tornado tetap menjadi ancaman. "Beberapa tornado mungkin terjadi di tenggara Carolina Utara dan timur laut Carolina Selatan." Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi | (arh) Let's block ads! (Why?) via CNN Indonesia https://ift.tt/2OrK2g8 |
0 Comments:
Post a Comment